Jumat, 22 Maret 2013

Mengapa yang didepan mata sulit sekali diperjuangkan


Ku hempaskan badan ini ke pembaringan yang ada disudut kamar. Ahh tempat ini selalu nyaman ketika aku benar-benar kelelahan. Masih terngiang dengan jelas kata-kata itu ditelinga ku, “sulit sekali melepaskannya”. Seketika dada ini seperti di ikat dengan amat keras lalu napas ini berjalan satu persatu dengan sangat lambat. Nyesek. Entah dimulai dari mana aku mengaguminya, bahkan bukan sekedar mengagumi. Lebih dari itu aku mulai mengharapkannya. Bodoh rasanya ketika orang yang sudah kita kenal lama tapi baru saat ini kita menganggapnya istimewa.

Aku mulai menerka-nerka apa yang ia lakukan malam ini. Mungkin ia sedang terbaring melepas penat seperti ku atau mungkin ia sedang duduk di pelataran rumah menikmati hembusan angin malam bersama secangkir kopi. Kita memang punya kebiasaan aktivitas malam yang sama tapi tidak dengan pikiran kita. Aku memikirkanmu dan kamu memikirkan dia, misalnya. Atau lebih dalam, aku memandangi wallpaper handphone ku lalu tersenyum manis pada sosok dibalik layar, kamu. Sedangkan kamu, sedang menikmati hangatnya kopi dan membuka album-album foto pada handphone mu lalu tersenyum getir melihatnya  dengan perasaan bangga kemudian penyesalan.

Aku kembali menerka-nerka, siapa sosok diujung sana yang dengan sangat bangga nya kamu ceritakan. Siapa sosok diujung sana yang sangat berat kamu lepaskan. Oh, mungkin dia cantik, berhidung mancung, berkulit mulus, semampai dan apa pun yang terlihat indah dimata mu. Sedangkan aku yang diam-diam mengagumi mu tetap seperti ini, biasa dan sama sekali tidak menarik perhatian mu.

Kamu yang selama ini menjadi objek dalam tulisan ku pun tidak akan pernah sadar jika ada wanita disamping mu yang selalu siap mendengarkan celoteh mu saat bersamanya dulu, meski pun setelah itu dada ku kembali diikat oleh rasa cemburu. Mengapa yang ada selalu sulit disentuh dan mengapa yang didepan mata sulit sekali diperjuangkan.

9 komentar:

  1. Terkadang apa yg di inginkan sulit untuk di dapatkan, orang bilang sih butuh perjuangan :D

    Semoga terbalas dan jauh lebih baik dari apa yg di inginkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin belum saatnya atau mungkin memang tidak ditakdirkan :'D

      Hapus
    2. Hahaha

      Takdir memang tuhan yg menentukan...tapi kita juga bisa membuat takdir tersendiri

      Hapus
    3. Ralat ! :p
      bukan membuat tapi memilih :p

      Hapus
    4. Memilih sama aja dengan mengikuti,,, kalo memilih harus mengikuti aturan yg ada
      so.. sama aja hanya menerima takdir dan tidak melakukan apa-apa .. :D

      Hapus
  2. bukannya setiap hal yg dilakukan pasti memiliki aturan ? tp setidaknya kita memilih dan mengikuti aturannya dgn tidak melawan takdir :D
    lagian mana bisa kita membuat takdir :p
    *itu menurut pemikiranku aja sih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah. . .
      Ex: Saat suatu pristiwa yg telah terjadi itu kita menyebutnya takdir bukan?
      seandainya jika, kita melakukan sesuatu untuk mreubah hasil dari pristiwa itu, hasilnya mungkinkah berbeda?

      emang kita gak tau apa yg akan terjadi...tapi setidaknya pasti ada gambaran dari Insting yg kita punya... maka dari itu mencoba untuk mengubahnya unutk jadi lebih baik

      (Maaf kalo salah)

      Hapus
    2. hhaha iyaiyaa, nah ini baru bener dan aku baru ngerti :D

      Hapus
    3. kalo bgtu salamt memperjuangkan hati... coba dulu baru kita tau hasilnya?

      Hapus