Bagaimana lagi saya
harus mengerti pada sisi yang samar?. Sudut-sudut yang ada pun tak mampu
berikan jawaban. Manis dan pahitnya kental terasa. Tergenggam dalam satu tangan
dengan dua rasa. Rindu menjadi kanvas pada hati yang kosong. Imajinasi pun
mulai memaninkan perannya, ia meletakkan kamu sebagai tokoh utama yang selalu
punya cara untuk menjadi pusat perhatian saya. Ini tak seberapa. Lalu ia
menambahkan masa lalu sebagai tokoh antagonis. Jahat!. Ia selalu membuatmu
merasa bersalah. Saya juga tidak bisa berbuat lebih karena posisi saya disini
hanya sebagai figuran. Tokoh komplementer yang terbiasa memperhatikan dan
pelengkap dari tokoh utama, kamu. Saya dan kamu memang berjalan beriringan,
tetapi saya dan kamu juga belum mengerti
arti Kita. Saya beruntung mengenal kamu. Karena semakin dekat saya semakin
mengerti bahwa ada ruang didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar